Asslamu'alaikum Wr. Wb. Sanak ==>> Selamat Datang di "Catatan Harianku"... Tampi Asih sampun mampir lek driki... mohon komennya gih...!!!

27 Jul 2012

NTB 2013 : menuju masa Umar Bin Khattab, mungkinkah??



Kewajiban sebagai pemerintah adalah kewajiban yang amat teramat berat di dunia ini. Dalam kajian ilmu kepemimpinan Islam, pemimpin itu bagaikan seorang penggembala ternak. Apabila ia lengah dalam tugasnya, maka bisa saja ternak yang dibawanya hilang, terpisah dari kelompok, dicuri orang, atau bisa juga mati kelaparan atau diterkam hewan buas.

Tujuh tampuk kepemimpinan daerah ini silih berganti. Namun,  berbicara statistik, sampai detik ini daerah NTB kita tercinta ini masih sangat jauh dari “kemakmuran” kalau kita bandingkan dengan daerah lain. Pesta demokrasi 2013 sebentar lagi dimulai, sementara hasil pesta-pesta terdahulu masih parkir di kilometer nol jalan tol buaian-buaian janji muluk masa kampanye. Bayangkan sudah berapa puluh tahun??? Setara dengan berapa dekade??? Apa-apa saja perubahan besar yang telah dihasilkan??? Seandainya saja sejak awal daerah ini dipimpin oleh seorang yang berjiwa Umar, minimal setitik mengadopsi idealisme beliau. Seandainya… seandainya…
Sudahlah, berhenti berandai-andai. Mari kita menatap ke depan, kita hanya bisa berharap dan berdo’a. Namun ikhtiar juga memegang peranan sangat penting dalam masalah ini. Pesta Demokrasi 2013 kita harapkan melahirkan sosok pemimpin yang beridealisme tinggi layaknya singa Padang pasir Umar Bin Khattab untuk membawa daerah ini sehingga bisa sejajar dengan daerah lain.

Berikut ini, beberapa cuil konversi Umar bin Khattab dengan pemimpin-pemimpin modern saat ini yang mungkin bisa kita ambil pelajaran dalam membangun daerah tercinta ini.

Disaat Pemimpin melakukan korupsi...
Khalifah Umar pernah didatangi putranya saat dia berada dikantornya kemudian bercerita tentang keluarga dan masalah yang terjadi di rumah. Seketika itu Umar mematikan lampu ruangan dan si anak bertanya, sebab apa ayah mematikan lampu sehingga hanya berbicara dalam ruangan yang gelap, dengan sederhana sang ayah menjawab bahwa lampu yang kita gunakan ini adalah amanah dari rakyat yang hanya dipergunakan untuk kepentingan pemerintahan bukan urusan keluarga.

Padahal jika dinalar, minyak yang dihabiskan untuk menerangi pembicaraan malam itu mungkin hanya beberapa tetes. Mungkin kisah diatas tak adil apabila dibandingkan dengan jaman sekarang yang serba butuh dan serba modern. Tapi apa perlu pemimpin teras atas menggunakan mobil dinas keluaran terbaru saat memangku jabatan jika masih bisa menggunakan mobil yang biasa saja atau naik angkutan umum.
Apalagi sudah terbukti melakukan perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian negara, Cq Pemerintah Provinsi NTB sebesar Rp 2,5 miliar lebih sebagaimana yang terjadi di persidangan ex-gubernur NTB 2009 lalu.

Disaat  Pemimpin dzalim...
Seorang Yahudi tua mengadu pada Umar karena tanahnya akan disita secara paksa untuk dijadikan masjid oleh Gubernur Amr Bin Ash. Lalu Umar memberikan sepotong tulang kepada Yahudi tua untuk diberikan kepada Gubernur Amr. Kebingungan, Yahudi tua itu menyerahkan tulangnya kepada Amr. Anehnya lagi Amr langsung memerintahkan untuk membongkar masjid yang hampir jadi dengan wajah ketakutan. Ternyata tulang tersebut berisi peringatan bahwa berapa pun tingginya kekuasaan seseorang, ia akan menjadi tulang yang busuk. Sedangkah huruf alif yang digores di tulang, itu artinya kita harus adil baik ke atas maupun ke bawah. Lurus seperti huruf alif dan bila  tidak mampu menegakkan keadilan, khalifah tidak segan-segan memenggal kepala gubernur.

Terkadang kepentingan golongan berduit di atas kepentingan rakyat. Contoh kasus disekitar kita, dalam aksi demo 29 Mei 2012 di depan kantor Gubernur NTB 29 Mei 2012 masyarakat pesisir yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pesisir Indonesia (AMPI NTB) mempertanyakan dimana keadilan bagi masyarakat pesisir. Ketua AMPI NTB yang mewakili masyarakat pesisir menuntut keberpihakan pemerintah dalam  penyelesaian disetiap kasus yang terjadi di masyarakat pesisir. seperti halnya yang telah terjadi di Dusun Mangsit,  Desa Sengigi, Kecamatan Batu Layar Lombok Barat, yang dimana jalan untuk nelayan pergi melaut  sudah tertutup dengan bangunan hotel berbintang. Lagi-lagi yang diuntungkan hanya beberapa golongan yang berkantong tebal, siapa lagi kalau bukan golongan bermobil mewah. Keadilan seakan hanya berpihak pada golongan tertentu.

Disaat Pemimpin memamerkan kebaikannya...
Salah satu kebisaan dari Umar yang sangat luar biasa adalah melakukan pengawasan secara langsung kepada rakyatnya dengan berkeliling kota sendirian. Suatu hari ketika Khalifah sedang "ronda" mendengar tangisan anak-anak dari sebuah rumah kumuh. Dari jendela ia mendengar, sang ibu  sedang berusaha menenangkan anaknya yang kelaparan. Si Ibu itu berpura-pura merebus batu untuk menenangkan anak-anakanya. Sang ibupun bergumam mengenai betapa enaknya hidup khalifah negeri ini dibanding hidupnya yang serba susah.

Malam itu juga Umar menuju ke gudang makanan yang ada di kota, dan mengambil sekarung bahan makanan untuk  diberikan kepada keluarga tersebut. Bahkan ia sendiri yang memanggul karung makanan itu dan tidak  mengizinkan seorang pegawainya yang menemaninya untuk membantunya. Ia sendiri pula yang memasak makanan itu, kemudian  menemani keluarga itu makan, dan bahkan masih sempat pula menghibur sang anak hingga tertidur sebelum ia pamit untuk pulang.  Keluarga itu tidak pernah tahu bahwa yang datang mempersiapkan makanan buat mereka malam itu adalah khalifah Umar bin Khattab.

Terdengar tak masuk akal apabila ada seorang pemimpin sekelas kepala negara terjun langsung ke lapangan tanpa ada siaran heboh. "Kapan mikir starategisnya jika tiap hari terjun langsung?". Jangan salah, Umar merupakan salah satu tokoh yang masuk dalam tokoh berpengaruh di dunia karena kecerdasannya dalam pengaturan strategi negara. 

Di masa kepemimpinan Umar, Al-Quran dibukukan dalam bentuk mushaf, dibangun balai pengobatan, perkantoran, pembuatan mata uang dirham, pembuatan kas negara, audit para pejabat dan pegawai, dan sebagainya. Daerah kekuasaan juga semakin meluas sampai Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo. Sebuah tamparan bagi pemimpin masa kini yang cenderung selalu berpikir strategis

Mungkin kita bukanlah Umar bin Khattab, namun tak ada salahnya berusaha menjadi pemimpin seperti beliau. Pemimpin bukanlah sebutan untuk kepala negara saja atau orang yang memiliki jabatan tinggi saja. Semua orang adalah pemimpin bagi dirinya masing-masing. Terkadang musuh terbesar yang sulit ditaklukan adalah diri sendiri. Tak ada salahnya melawan sistem apabila kita yakin benar. Pemimpin bertanggung jawab, jujur, dan adil dimulai dari diri sendiri.

Wa Allahu a’lam.


______________________________________
Hujan Rintik-rintik







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
; Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...